Aku pendam rasa itu karena
aku sendiripun tak pernah yakin apa yang kurasa.
Kemudian kejadian
itupun terjadi kau tanpa sebab yang pasti mulai menjauhiku.
Aku tak mengerti akan
apa yang sebenarnya terjadi?
Aku terus mencoba
mengingat apa yang aku perbuat hingga membuatmu merasa perlu menjauhiku.
Aku pun mulai berusaha
untuk mendapatkan maaf darimu atas kesalahan yang hingga kini pun tak pernah ku
tau.
Suatu hari kekasihmu
datang menemuiku, dia bertanya padaku apakah aku menyukaimu? Apakah aku jatuh
cinta padamu?
Aku tau kamu masih
suka dengan kekasihmu meski saat itu kalian sedang bermasalah.
Dan akupun tak ingin
menjadi penghancur hubungan kalian, jadi akupun menjawab dengan tegas bahwa aku
tidak menyukaimu.
Semakin hari sahabatmu
“M” itu semakin membuatku terpojok dengan bercandanya dan membuatmu semakin
jauh dariku.
Dia selalu mengada-ada
bahwa kamu suka aku, bahwa aku jatuh cinta padamu dan ingin kamu jadi pacarku.
Kamu tak pernah
terpengaruh dengan semua ucapan mereka.
Kamu diam tanpa ada
suara yang keluar, yang membuatku semakin bingung.
Apa salahku padamu????
Semua orang berusaha
membantuku dengan membuatmu untuk berkata apa yang terjadi, namun tak ada yang
bisa membuatmu bicara.
Hingga saat itu tiba,
hari yang membuat kita semakin jauh hari dimana perpisahan kita berlangsung.
Jalan kita pun
berpisah kita tak lagi bertemu, aku hanya tau kabarmu dari sahabat-sahabatku.
Aku tak tau harus
berkata apa, dan berbuat apa???
Dan kita berpisah……
Minggu-minggu pertama jauh darimu aku merasa kehilangan.
Tak pernah melihat senyummu yang sangat langka.
Dan juga wajahmu kinipun menjadi hal yang langka bagiku.
Aku selalu mencari-cari waktu yang pas saat kamu berangkat
sekolah agar aku bisa bertemu denganmu lagi.
Namun tak pernah kutemui kamu lagi.
Dan kutinggalkan dirimu dibelakangku.
Kemudian aku semakin dekat dengan “M”
Aku selalu dekat dengan “M” karena aku tak ada teman cowok untuk
berbagi.
Dia sangat perhatian padaku.
Hingga akhirnya kamu pun jadian.
Awalnya aku sangat bahagia dengan semua perhatiaanya.
Namun hubungan itu tak bertahan lama, hanya sebulan tak ada.
Padahal aku sudah mulai jatuh cinta dengan dia, tapi dia
memutuskanku begitu saja.
Dia bilang dia masih tak mau pacaran dia ingin jomblo.
Aku yang selalu diam pun mengizinkannya untuk pergi.
Tak lama waktu yang berlalu, kudengar kabar “M” jadian dengan
salah satu sahabatku.
Hatiku rasanya sangat sakit, hancur hingga tak tersisa.
Begitu teganya dia pergi meninggalkan aku hanya untuk bisa
bersama sahabatku.
Hingga akhirnya aku sadari dia tak pernah cinta padaku.
Dia memang mempunyai mulut yang sangat manis hingga aku pun
tertipu olehnya.
Setiap hari aku harus melihat kemesraan yang mereka buat, dan
menahan hatiku agar tidak berteriak marah.
Aku tak pernah mengeluarkan semua sakit hatiku, aku menyimpannya
seorang diri.
Dan hanya bisa menangis saat tak kuat hati ini menahannya.
“M” selalu datang kepadaku saat dia membutuhkanku.
Entah itu teman curhat, teman berbagi, ataupun saat dia putus
dengan pacarnya.
Aku selalu berusaha untuk tidak dekat dengan dia.
“M” selalu saja berusaha untuk dekat denganku, namun aku
menanggapinya dengan sikap yang biasa, karena aku tak mau sakit lagi.